I Love Summer

HARI ini, mestinya saya berangkat ke Long Island, salah satu kota di New York. Lagi dalam perjalanan menuju kereta api bawah tanah, mendadak teman saya telpon, katanya, pelesiran ke Long Island batal. Ya sudah.

Kadung ke luar rumah, saya malas balik pulang. Saya telpon istri saya, mengajaknya jalan-jalan.

“Honey, jalan yuk, matahari terang-benderang nih?”

“Wah aku nggak bisa ninggalin kantor, pekerjaan lagi bertumpuk. Belum lagi bos leletnya kambuh. Tapi, aku pingin jalan bareng dirimu, gimana ya?”

“Nggak tau. Terserah lo, cuman aku mau pergi ke Union Square.”

“Ah, neyesel deh nggak bisa ikut. Pergi sendiri nggak apa-apa khan?”

Lalu, saya naik kereta R dengan tujuan Union Square yang terletak di 14 Street, Manhattan. Kereta R adalah kereta lokal. Saya sebenarnya bisa ambil jalur cepat, misalnya, naik kereta E atau F tapi, dengan kereta R begitu keluar dari pintu bawah tanah, saya langsung berada di depan taman di Union Square.

Taman ini, tidak terlalu besar tapi, ramai sekali. Kalau musim panas (summer), taman ini adalah salah satu taman tersibuk di Manhattan. Ada banyak sekali kegiatan di sini. Dan benar saja. Begitu kepala saya menyongsong matahari, segera terdengar suara orang berbicara melalui pengeras suara. Saya terus melangkah. Tujuan pertama, apalagi kalau bukan toko buku Strand. Ini toko buku yang mengklaim dirinya sebagai toko buku bekas terbesar di Amerika Serikat.

Biasanya, di toko buku ini, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam, membolak-balik halaman buku yang menarik minat saya, sekaligus ngecek harganya. Maklum, hehehehe. Tapi, hari ini saya hanya melelahkan mata saya di lembaran buku, saya lagi tak ada niatan untuk belanja. Ada sekitar dua jam saya di dalam Strand.

Capek berdiri, saya melangkah ke luar. Perut sudah mulai keroncongan. Saya mau beli makanan kecil di pinggir jalan, untuk kemudian duduk-duduk di taman. Tapi, begitu ke luar dari Strand, di depan pintu ada begitu banyak orang berkerumun. Ada apa? Ada bom kah?

Rasa penasaran membimbing langkah kaki saya. Di luar tampak berjejaran seperangkat kamera. Beberapa orang sibuk mengatur peralatan.

Can you move over there, please?” ujar seseorang dengan penuh sopan santun.

Saya pun beranjak ke seberang jalan. Dari seberang ini, kerumun orang makin berjejal. Dari bisik-bisik, saya tahu kalau lagi ada pengambilan gambar untuk pembuatan film. Seorang wanita dengan membawa beberapa alat rias, mendekati seorang wanita lain. Seketika, tangannya berayun pelan, membelai-belai wajah cantik, yang berdiri di samping tokok buku itu.

Kerumunan ini mengingatkan saya, ketika dulu masih jadi kontributor majalah Pantau. Saat itu, untuk kepentingan penulisan sosok Raam Punjabi, saya datang ke lokasi syuting salah satu sinetron produksi Multivision, milik Raam. Tempat pengambilan gambar sinetron yang dibintangi Tamara Bleszynski dan Anjasmara itu, berlokasi di salah satu perkampungan warga Betawi. Dan sama seperti di New York, saat itu ada begitu banyak orang menonton di lokasi syuting.

Excuse me, who is the actrees?”

“Amy Adams,” ujar seorang perempuan cantik bertampang Asia di samping saya. Amy Adams, adalah artis yang bermain bersama Leonardo DiCaprio dan Tom Hanks (ini salah satu bintang favorit istri saya), dalam film Catch Me If You Can. Di film itu, ia berperan sebagai istrinya Leo.

Lagi asyik menonton Amy Adams nan cantik, keroncongan di perut makin ramai. Mau tak mau saya mesti beli sesuatu untuk menjinakkannya. Setelah memegang sepotong roti dan satu botol plastik air mineral, saya pun menuju ke taman. Matahari sudah separuuh lebih perjalanan. Hari masing terang-benderang tapi, panas tak terasa.

Saya pun mendudukkan diri di undakan. Samping kiri-kanan saya orang-orang juga lagi pada mengunyah sesuatu. Sambil menyantap roti, mata saya jelalatan. Begitu ramai tempat ini, begitu banyak aktivitas. Seorang lelaki berpakaian norak berkacamata buram, asyik memegang kuas. Ia tampaknya seorang pelukis. Sebentar-sebentar kepalanya mendongak, matanya tajam memandang sesuatu, sejurus kemudian tangannya mulai menari-nari.

“Hmmm, saya mau lihat lukisannya.”

Lagi asyik mengunyah, tiba-tiba di depan saya seorang lelaki tua dengan pakaian tak kalah noraknya, sambil menjinjing tas plastik putih dan bantal guling, menjatuhkan diri di depan saya. Ia berguling seenaknya. Kami yang duduk di situ saling berpandangan sejenak. Ini orang baunya busuk minta ampun. Di Amerika, orang beginian di sebut Homeless, orang pemalas segalanya: malas mandi, malas ganti baju, malas kerja, dst. Kerjanya tidur saja. Tapi, kita tak bisa mengganggu mereka, walaupun jelas-jelas kita merasa terganggu dengan kehadirannya.

Saatnya saya pergi. Saya mendatangi si lelaki yang lagi asyik melukis. Wooow keren sekali lukisannya. Rupanya ia tengah melukis taman itu lengkap pepohonan dan bangunan-bangunan yang mengitarinya. Di sampingnya, berdiri tenda-tenda kecil berlogo ASPCA (The American Society for The Prevention of Cruelty Animals). Kayaknya organisasi ini lagi punya hajatan. Mereka membagi-bagi popcorn gratis. Saya tentu tak mau ketinggalan.

Agak ke bagian tengah taman, bunyi musik mulai nyaring terdengar. Rupanya ada band rock n’ Roll, yang lagi mentas, memeriahkan kegiatannya ASPCA. Saya pun mendekat. Dan luar biasa. Mereka bermain dengan sangat baik: penabuh drumnya hebat, gitar melodinya wuihh, basnya juga, apalagi yang di saksafon. Mereka silih berganti menyanyikan lagu-lagu cadas, yang membetot tidak hanya saya tapi, juga penonton yang berjubel. Saya betah berdiri berjam-jam, terpesona dengannya.

Di tengah kenikmatan itu, hp saya bergetar. Rupanya istri tercinta lagi mau bicara.

“Kok belum pulang? Acaranya asyik ya?”

“Sorry, keasyikan nonton,” ujar saya sambil berjalan ke stasion kereta api bawah tanah.

Dalam kereta, saya merasakan betapa besarnya manfaat dari taman, sebagai ruang publik. Dan di New York, taman seperti di Union Square, berserakan di berbagai tempat. Dan menjelang musim panas seperti sekarang, ada begitu banyak aktivitas yang bisa membuat urat tegang kita mencair.

I Love Summer.***


2 Comments:

  1. -Fitri Mohan- said...
    I love you honey. Lain kali kalau tau ada Amy Adams, gue dipepet terus biar bisa bolos dong aaaaah.
    Yati said...
    hahaha...curang :p jadi lupa waktu, lupa istri...hihihi

Post a Comment



Newer Post Older Post Home